Tentang lisan yang amat sulit menjabarkan
Seberapa menyesakkan rindu dalam diam itu sendiri
Sesekali bising sepotong hati memaki
Mempertanyakan dimana kepingannya berada
Apapun itu, Doa senantiasa menjadi hal terkuat
Entah keberadaanmu di belahan bumi terdekat ataupun terjauh
Ketika garis takdir telah sampai di akhir penantian
Pada masanya tapak kita akan tiba di satu titik yang sama
Seberapapun jauh, seberapapun asing
Tak perlu khawatirkan hari esok
Karena dalam naunganNya, Allah akan menjatuhcintakan
Ucapkan Basmalah saja, lalu jemput Aku
Perlahan Kita untai kisah dalam terang redup matahari
Jika Cinta adalah seindah menjemput jodoh ditangan Allah
Seberapa menyesakkan rindu dalam diam itu sendiri
Sesekali bising sepotong hati memaki
Mempertanyakan dimana kepingannya berada
Apapun itu, Doa senantiasa menjadi hal terkuat
Entah keberadaanmu di belahan bumi terdekat ataupun terjauh
Ketika garis takdir telah sampai di akhir penantian
Pada masanya tapak kita akan tiba di satu titik yang sama
Ketika mata menyaksikan khitbah darimu
Ketika telinga ini mendengar lantang ijab kabulmu
Ketika jemariku disematkan mahar suci pemberianmu
Hingga ketika kukecup lembut punggung tanganmu
Kusambut Engkau wahai pelataran sejarah pemberian Allah
Tak perlu khawatirkan hari esok
Karena dalam naunganNya, Allah akan menjatuhcintakan
Ucapkan Basmalah saja, lalu jemput Aku
Perlahan Kita untai kisah dalam terang redup matahari
Jika Cinta adalah seindah menjemput jodoh ditangan Allah
Maka Cinta juga adalah sebesar ikhlas saat Allah mengambilnya kembali
Seharusnya tak perlu ada ratapan saat perpisahan
Bukankah cinta tak terbatas dari napas yang bisa kita hirup?
Tetaplah menggenggam hingga penghabisan usia
Pastikan salah satu kita tetap disisi sampai ujung hari
Membimbing, membisikkan lafadz syahadat terakhir
Dan mari saling menemukan kembali di kehidupan berikutnya
Dan mari saling menemukan kembali di kehidupan berikutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar