Hujan rindu itu menganak sungai
Pada kenangan yang terbengkalai
Pada luka yang telah benyai
Disana, potret dewi lara terbingkai
Ada sepi yang mengakar
Dalam dinginku ia betah menampar
Akulah si anyir di tengah pasar
Membusuk dalam temu tak terbayar
Ampas asa masih mengendap
Meski dibalut kecewa yang mendekap
Namun kebencian itu sigap menguap
Meracun hati, membunuh harap
Sang Petrichor ajarkan pada rindu
Meski bulir mengeroyok bak serdadu
Ketabahan tanah teguh dalam syahdu
Menanti aroma penawar rindu yang mencandu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar